Pelabuhan ini merupakan pelabuhan rakyat pertama dan tertua yang berada di Kota Pontianak. Letaknya sangat strategis berhadapan dengan Sungai Kapuas dan dibelakangnya dekat dengan jalan Tanjungpura.
Nama pelabuhan ini di ambil dari seseorang pengusaha keturunan Cina bernama Than Seng Hie. Ia merupakan pengusaha besar di bidang hasil bumi. Pada beberapa dekade ia membuka usaha di sekitar daerah ini. Namun disekitar tahun 1930-an usaha yang dibangunnya mengalami kemunduran. Sehingga ia terpaksa menjual tanahnya kepada pihak keuskupan, yang diperkirakan pada masa kepemimpinan Uskup Mosieur Pasisficus Bosch.
Pelabuhan Seng Hie ini memang tempat bongkat muat kapal-kapal barang. Ikan asin itu salah satu barang dagangan utama di sini. Makanya baunya tercium ke mana-mana. Berkarung-karung ikan asin, dikirim dari berbagai tempat di pelosok Kalimantan Barat. Selain ikan asin, ikan basah, sawit, dan karet juga biasa terlihat di seputaran Seng Hie.
Selain kapal barang, banyak juga kapal penumpang yang merapat di sini. Ada yang rutenya jauh, sedang, dan dekat. Yang jauh itu contohnya Pontianak-Pulau Maya. Waktu tempuhnya kira-kira 12 jam. Kapal jarak jauh seperti ini, biasanya hanya jalan 1 minggu 2 kali saja.
Kalau kapal kecil jarak dekat atau klotok, jalan setiap saat. Rutenya hanya menyeberangi sungai Kapuas dari Seng Hie ke daerah Keraton Kadriah dan Mesjid Sultan Syarief Abdurrahman, Pontianak. Ongkosnya seribu rupiah saja. Satu klotok bisa mengangkut 10 penumpang.
Nama pelabuhan ini di ambil dari seseorang pengusaha keturunan Cina bernama Than Seng Hie. Ia merupakan pengusaha besar di bidang hasil bumi. Pada beberapa dekade ia membuka usaha di sekitar daerah ini. Namun disekitar tahun 1930-an usaha yang dibangunnya mengalami kemunduran. Sehingga ia terpaksa menjual tanahnya kepada pihak keuskupan, yang diperkirakan pada masa kepemimpinan Uskup Mosieur Pasisficus Bosch.
Pelabuhan Seng Hie ini memang tempat bongkat muat kapal-kapal barang. Ikan asin itu salah satu barang dagangan utama di sini. Makanya baunya tercium ke mana-mana. Berkarung-karung ikan asin, dikirim dari berbagai tempat di pelosok Kalimantan Barat. Selain ikan asin, ikan basah, sawit, dan karet juga biasa terlihat di seputaran Seng Hie.
Selain kapal barang, banyak juga kapal penumpang yang merapat di sini. Ada yang rutenya jauh, sedang, dan dekat. Yang jauh itu contohnya Pontianak-Pulau Maya. Waktu tempuhnya kira-kira 12 jam. Kapal jarak jauh seperti ini, biasanya hanya jalan 1 minggu 2 kali saja.
Kalau kapal kecil jarak dekat atau klotok, jalan setiap saat. Rutenya hanya menyeberangi sungai Kapuas dari Seng Hie ke daerah Keraton Kadriah dan Mesjid Sultan Syarief Abdurrahman, Pontianak. Ongkosnya seribu rupiah saja. Satu klotok bisa mengangkut 10 penumpang.
Sumber : http://wisatapontianak.com/pelabuhan-seng-hie-pontianak/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar