TIDAK sedikit penghargaan yang didulang Pemeirntah Kota (Pemkot) Pontianak di bawah kepemimpinan Wali Kota Pontianak, Sutarmidji. Wajar saja, Pemkot Pontianak kerap menerima kunjungan kerja dari berbagai daerah yang tertarik mencontoh kemajuan dan terobosan yang dicapai kota ini. Dalam satu tahun, rata-rata lebih dari 200 pemerintah kabupaten atau kota se-Indonesia melakukan studi banding ke Pontianak.
Kota berjuluk Bumi Khatulistiwa ini juga dinilai pantas menjadi lumbung inovasi secara nasional. Banyak hal berhasil dipecahkan oleh Kota Pontianak. Tahun 2015 lalu, Kota Yogyakarta menjadi laboratorium inovasi lantaran berhasil menawarkan 120 inovasi. Namun di tahun 2016, Kota Pontianak memecahkan rekor tersebut, dengan jumlah inovasi sebanyak 149.
Bahkan, Deputi Bidang Inovasi Lembaga Administrasi Negara (LAN), Tri Widodo Wahyu Utomo menyangsikan, jumlah 149 inovasi yang diciptakan Kota Pontianak, mampu dipecahkan daerah lainnya yang menjadi laboratorium inovasi.
Pontianak sudah memiliki pengalaman inovasi yang cukup berat, dari inovasi sebagai daerah yang memiliki anggaran perjalanan dinas terendah se-Indonesia hingga inovasi-inovasi yang sudah dilakukan seperti klinik berhenti merokok, program inovasi kelurahan, school map dan masih banyak lagi.
Sutarmidji menyatakan, pihaknya tidak akan berhenti dalam melakukan inovasi-inovasi. Baginya inovasi tidak ada batasannya. Dia pun mempunyai obsesi, Kota Pontianak menjadi laboratorium inovasi dalam tata kelola pemerintahan di segala aspek. Sebab, tidak sedikit prestasi yang diukir Pemkot dalam hal perbaikan tata kelola pemerintahan.
Menurutnya, semakin baik tata kelola pemerintahan maka semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. “Ketika kepercayaan masyarakat kepada pemerintah itu tinggi,maka sumbangsih keikutsertaan masyarakat dalam menyukseskan pembangunan akan tinggi pula,” katanya.
Tak tanggung-tanggung, prestasi yang diraih Kota Pontianak, membuat kota ini berada di puncak teratas memimpin kota-kota lainnya, sebagai kota pelayanan publik terbaik se-Indonesia. Pontianak berhasil meraih nilai tertinggi yakni 87,32. Peringkat ini tetapkan langsung oleh Ombudsman RI. Menyandang predikat terbaik dalam Kepatuhan Standar Pelayanan Publik menurut UU Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, setelah Kota Pontianak berhasil melakukan inovasi percepatan dalam memberikan pelayanan.
Di tahun 2016 ini, juga telah cukup banyak penghargaan yang diraih. Pada Februari lalu misalnya, Pemkot Pontianak diganjar penghargaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Karena dinilai berhasil melaksanakan sertifikasi produksi rumah tangga secara baik dan konsisten.
Kemudian, pada 27 Maret lalu, sebanyak 36 sekolah setingkat SMP dan SMA/SMK di Kota Pontianak, baik negeri maupun swasta, meraih penghargaan Indeks Integritas penyelenggaraan Ujian Nasional (IIUN) tahun 2015 yang tinggi.
Penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI ini diserahkan Wali Kota Pontianak, Sutarmidji di SMAN 1, Minggu (27/3). “Target saya maunya 100 persen sekolah-sekolah di Kota Pontianak bisa meraih Indeks Integritas UN dengan nilai yang tinggi. Tetapi sekitar 50 hingga 60 persen itu target yang realistis,” ujarnya.
Dia pun berharap, penghargaan yang ditandatangani Mendikbud RI, Anies Baswedan ini bisa memacu sekolah-sekolah lainnya untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi. Sebab, bila sebuah sekolah punya indeks integritas tinggi, maka dipastikan sekolah tersebut akan menjadi salah satu sekolah favorit dan unggulan.
Tak berselang lama, pada Maret lalu, Pemkot Pontianak masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2016 se-Indonesia. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri PAN dan RB, Yuddy Chrisnandi kepada Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Surabaya, Kamis (31/3).
Dengan inovasi pelayanan antidiskriminasi, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak mendapat penghargaan dari Kemenpan-RB RI.
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji mengatakan, dengan masuknya RSUD SSMA dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik se-Indonesia, merupakan pengakuan secara nasional bahwa pelayanan tanpa kelas di RSUD milik Pemkot ini sebagai terobosan inovasi. RSUD ini mengedepankan pelayanan secara profesional tanpa membedakan status sosial para pasien. “Jadi masyarakat dari kalangan ekonomi lemah pun dia akan mendapat pelayanan yang sama,” terangnya.
Pada April lalu, Kota Pontianak juga memperoleh penghargaan Sindo Weekly Government Award sebagai pelayanan publik terbaik se-Iindonesia untuk kategori kota. Dengan prestasi ini diharapkan dapat mendorong serta memotivasi daerah-daerah lain untuk terus dapat meningkatkan kualitas pada bidang-bidang di daerah masing-masing.**
sumber : http://www.pontianakpost.com/kota-pontianak-ukir-prestasi-dengan-berbagai-penghargaan
sumber : http://www.pontianakpost.com/kota-pontianak-ukir-prestasi-dengan-berbagai-penghargaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar