Kamis, 27 Oktober 2016

CAP GO MEH KALIMANTAN BARAT

cap Go Meh dirayakan pada hari kelima belas tahun baru Imlek dan yang menjadi fokus pada perayaan ini adalah Tatung/Louya. Cap Go Meh merupakan suatu ritual yang dilakukakn oleh Tatung/Louya untuk membersihkan kampung, jalan dan tempat-tempat lainnya dari roh/makhluk jahat yang mengganggu ketentraman manusia. Cap Go Meh di Singkawang merupakan tradisi yang unik karena merupakan akulturasi budaya orang-orang Tionghoa dengan budaya masyarakat lokal.
Hal ini bermula ketika perkampungan Tionghoa penambangan emas di Monterado pada ratusan tahun yang lalu diserang wabah penyakit yang diyakini dsebabkan oleh roh/makhluk jahat, maka terjadilah perlawanan di mana para Tatung/Louya turun kampung dengan diiringi genderang tetabuhan dan pembakaran Hio yang tidak putus-putusnya dan akhirnya perkampungan kembali tentram.
Tatung/Louya adalah orang yang terpilih yang dirasuki roh leluhur yang memiliki kekuatan magis sehingga kebal terhadap tusukan, sabetan pedang, besi, maupun benda-benda tajam lainnya. Untuk menjadi Tatung/Louya selain dari proses belajar juga dari keturunan. Tak heran pada perayaan Cap Go Meh ada beberapa anak yang bisa menjadi Tatung/Louya dan ikut melakukan parade keliling Kota Singkawang.
Walaupun Cap Go meh dirayakan pada hari ke lima belas, namun sehari sebelumnya para Tatung/Louya telah melakukan atraksinya. Sesuai dengan sejarahnya maka 1 hari sebelum perayaan Cap Go Meh, para Tatung/Louya dari ratusan vihara yang ada di seputar Kota Singkawang sudah turun ke jalan-jalan berkeliling kota masuk keluar permukiman membersihkan kampung dari roh/makhluk jahat.
Tatung/Louya itu lebih dahulu menuju vihara untuk melakukan persembahan serta meminta ijin kepada Dewa sebelum melakukan atraksi dan berkeliling kota. Vihara yang banyak didatangi Tatung/Louya melakukan persembahan dan meminta ijin adalah Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang diyakini sebagai vihara tertua yang ada di Kota Singkawang.
Prosesi terakhir perayaan Cap Go Meh adalah pelanggan barang-barang yang telah diberkati. Barang yang dilelang seperti miniatur barongsai, ayam, berbagai jenis kue, batang tebu, minuman kaleng dan botol, jeruk serta keramik. Harga barang yang dilelang dapat mencapai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Ini terkait dengan kepercayaan bahwa yang mendapatkan barang-barang yang dilelang dan telah diberkati akan membawa keberuntungan. Makanya tidak mengherankan jika peserta lelang berusaha untuk mendapatkan barang-barang tersebut agar keberuntungan selalu menyertai.

Sumber : http://wisatapontianak.com/cap-go-meh-kalimantan-barat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar