Masjid Raya Mujahidin, yang berdiri megah di pusat Kota Pontianak sejak tahun 1978 ini, telah memasuki tahap akhir renovasi pembangunannya. Hal ini ditandai dengan diresmikannya Masjid terbesar di Kalimantan Barat tersebut oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo pada hari Selasa, 20 Januari 2015 (29 Rabiul Awal 1436 H). Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti. Dalam acara tersebut, Presiden yang didampingi Ibu Negara melakukan peninjauan kesejumlah bagian Masjid Raya Mujahidin. Ikut hadir dalam peresmian tersebut, antara lain: Sekretaris Kabinet (Andi Wijayanto), Wakil Ketua MPR yang juga Ketua Umum Pembangunan (Oesman Sapta Odang), Wakil Ketua MPR (Hidayat Nurwahid), Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Sidharta Danusubroto), Kepala BIN (Maciano Norman), Gubernur Kalimantan Barat (Drs. Cornelis, M.H), Walikota Pontianak (H. Sutarmidji), Jajaran MUSPIDA serta masyarakat umum. Kedatangan Presiden di Kota Pontianak ini juga disambut dengan tradisi tepung tawar, yang merupakan tradisi khas masyarakat Melayu Pontianak.
Sejak masa-masa awal pembangunannya, Masjid kebanggaan ummat muslim Kalimantan Barat ini menyimpan histori perjuangan panjang. Dipilihnya nama Mujahidin untuk yayasan dan masjid yang dirintis tersebut, diusulkan oleh Achmad Mawardi Djafar, dengan pemikiran mengabadikan perjuangan kaum muslim dalam kancah kolektif mempersembahkan kemerdekaan Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat. Mereka maksudkan, Mujahidin sebagai monumen perjuangan ummat. Para penggagas yayasan Mujahidin sendiri notabene-nya adalah pelaku sejarah di daerah ini, khususnya Achmad Mawardi Djafar dan H.Achmad Manshur Thahir. Setelah menempuh jangka waktu sekitar 30 tahun sejak inisiatif awal pembangunan yang ditandai dengan didirikannya Yayasan Mujahidin, akhirnya terwujudlah Masjid yang menjadi pusat dakwah islam di tengah Kota Pontianak, dengan nama Masjid Raya Mujahidin. Masjid ini diresmikan Presiden RI Soeharto pada 23 Oktober 1978 bersamaan 20 Zulkaidah 1398 bertepatan Hari Jadi ke 207 Kota Pontianak
Tahap renovasi/pemugaran Masjid Raya Mujahidin yang dimulai sejak November tahun 2011 ini juga menyimpan makna perjuangannya. Pembangunan yang diketuai oleh Oesman Sapta Odang tersebut, menonjolkan arsitektur khas Kalimantan Barat dan ikon Pontianak sehingga menjadi daya tarik tersendiri sebagai landmark Islami Kota Khatulistiwa. Masjid Raya Mujahidin dapat menampung hingga 9 ribu jamaah. Bangunan masjid berlantai dua ini memiliki luas 60 meter x 60 meter di atas lahan seluas kurang lebih 4 hektar. Halaman luar masjid pun juga bisa menampung kurang lebih sebanyak 1.600 mobil jamaah yang akan beribadah di Masjid kebanggaan Kota Pontianak dan Kalimantan Barat tersebut. Keberadaan Masjid Raya Mujahidin dengan "wajahbaru" ini diharapkan dapat semakin menggiatkan dan mendukung aktivitas ibadah kaum muslim maupun sebagai pusat dakwah dan kajian Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar