pu Daeng Menambon adalah Raja Mempawah. Ia menerapkan hukum islam dalam sistem pemerintahannya. Raja yang bergelar Pangeran Mas Surya Negara ini dikenal sebagai raja yang bijaksana, adil dan sederhana. Meskipun dia adalah pemimpin di daerah Kalimantan, beliau berasal dari Sulawesi Selatan. Kakeknya adalah Raja Luwu yang pertama kali memeluk islam di tanah Bugis. Karena darah bugis yang mengalir dalam tubuhnya inilah, ia bersama empat saudaranya menjadi pelaut ulung nan tangguh.
Kedatangan Opu Daeng Menambun ke Kalimantan sebenarnya atas permintaan Sultan Matan (Tanjungpura), yakni Sultan Muhammad Zainuddin (1665-1724 M), untuk merebut kembali tahta Kesultanan Matan yang diambil-paksa oleh Pangeran Agung, saudara Sultan Muhammad Zainuddin (Umberan, et.al, 1996-1997:14). Opu Daeng Menambun bersaudara, yang saat itu sedang berada di Kesultanan Johor untuk membantu memadamkan pergolakan di sana, segera berangkat ke Tanjungpura. Atas bantuan Opu Daeng Menambun bersaudara, tahta Sultan Muhammad Zainuddin dapat diselamatkan (Mulia [ed.], 2007:18). Opu Daeng Menambun kemudian dinikahkan dengan Ratu Kesumba, puteri Sultan Muhammad Zainuddin. Tidak lama kemudian, Opu Daeng Menambun bersaudara kembali ke Kesultanan Johor.
Menurut buku “Sejarah Mempawah Tempo Doeloe” karya Ellyas Suryani Soren dan buku “Jejak Sejarah Pangeran Mas Surya Negara atau Upu Alinu Malinu Daeng Menambon” karya Gusti Lahmudin Jia, Opu Daeng Menambon dan empat saudaranya, datang ke bumi Pontianak atas permintaan dari Raja Matan (Kota Pontianak), Sultan Muhammad Zainuddin. Saat itu beliau sedang ditahan oleh adik yang telah mengkudeta kepemimpinannya. Lima Opu yang terkenal akan ketengkasan mereka itu, berhasil menyelamatkan Sultan dan mengembalikan kekuasaannya. Sebagai ucapan terima kasih, sultan menikahkan puterinya dengan salah satu dari lima Opu tersebut. Opu Daeng Menambon lah yang akhirnya mempersunting Puteri Kesuma dan tinggal di Matan sedang Opu yang lain kembali dalam pengembaraan mereka mengarungi lautan.
Ketika Sultan Muhammad Zaenuddin wafat, Daeng Menambon meninggalkan Kerajaan Matan dan menetap di daerah Sebukit Rama Sungai Mempawah. Ia pindah bersama isteri dan ibu mertuanya, isteri Sultan. Karena ibu mertua Daeng Menambon adalah anak dari Panembahan Senggaok (Raja Mempawah), ia pun akhirnya diberi amanah untuk melanjutkan pemerintahan Mempawah. Jadilah Opu Daeng Menambon Panembahan di Mempawah. Lima Opu bersaudara ini mengarungi lautan Nusantara yang akhirnya berpencar mengikuti takdirnya masing-masing. Mereka ada yang di tanah Johor, Riau, Betawi, Banjarmasin dan Mempawah.
Sumber : http://wisatapontianak.com/makam-opu-daeng-menambon/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar